Back

USD/IDR Datar, Dukung Rupiah Bertahan di Sekitar 16.242

  • USD/IDR bergerak datar, Rupiah Indonesia (IDR) bertahan pada level di sekitar 16.242.
  • Kenaikan suku bunga BI ke 6,25% menimbulkan kekhawatiran di antara para bankir dan pengusaha.
  • Fokus para pedagang akan tertuju pada Keputusan Suku Bunga The Fed dan NFP pekan ini.

Dolar AS (USD) yang melemah di bawah level 106, mendukung Rupiah Indonesia (IDR) untuk bertahan, yang saat ini sedang bergerak di sekitar level 16.242 pada pagi hari di sesi perdagangan Asia.

Di dalam negeri, setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunganya ke 6,25% dari 6,00% pekan lalu, muncul kekhawatiran dari kalangan para bankir dan pengusaha Indonesia. Mereka memprakirakan bahwa kondisi perekonomian akan tertekan akibat meningkatnya beban bunga kredit untuk ekspansi usaha maupun konsumsi masyarakat. 

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, target pertumbuhan di 5,2 % akan sulit dicapai bila suku bunga terlalu tinggi, belum lagi dengan kondisi geopolitik yang juga turut menekan potensi investasi dan perluasan usaha. 

Sementara itu, Analis Kebijakan Ekonomi Apindo, Ajib Hamdani menyebutkan tiga poin dampak kenaikan suku bunga BI, akan menyebabkan perbankan menaikkan suku bunga kredit, berkurangnya daya beli masyarakat dan perlambatan ekonomi.

Data Amerika Serikat, data inflasi AS terbaru yang dirilis pada hari Jumat pekan lalu telah mengurangi harapan pasar untuk pemangkasan suku bunga The Fed. Menurut perangkat CME FedWatch, peluang penurunan suku bunga The Fed pada bulan September hampir sebesar 60%. Hal ini, mendukung Dolar AS dan mengangkat pasangan USD/IDR.

Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE) di bulan Maret naik 2,7% YoY, dibandingkan dengan pembacaan sebelumnya sebesar 2,5%, di atas estimasi 2,6%. Angka PCE Inti, ukuran inflasi yang lebih disukai The Fed, bertahan stabil di 2,8% YoY, lebih kuat daripada 2,6% yang diprakirakan. Secara bulanan, baik PCE utama dan Indeks Harga PCE inti naik 0,3% di bulan Maret.

Siang ini data Investasi asing langsung (Foreign direct investment/FDI) Indonesia akan dirilis oleh Kementerian Investasi BKPM. Selanjutnya pada pekan ini, sejumlah indikator ekonomi dari Indonesia akan dirilis, di antaranya adalah data IMP Manufaktur S&P Global dan Inflasi. 

Sementara di Amerika Serikat, Perubahan Tenaga Kerja ADP, IMP Manufaktur ISM, Keputusan Suku Bunga The Fed, Klaim Tunjangan Pengangguran Awal, NFP dan IMP S&P Global akan dirilis.

Level-Level Teknis USD/IDR

Tinjauan
Harga terakhir hari ini 16236.35
Perubahan harian hari ini -4.4500
Perubahan harian hari ini % -0.03
Pembukaan harian hari ini 16240.8
 
Tren
SMA 20 Harian 16077.455
SMA 50 Harian 15844.355
SMA 100 Harian 15717.203
SMA 200 Harian 15592.151
 
Level
Tertinggi Harian Sebelumnya 16268.15
Terendah Harian Sebelumnya 16157.7
Tertinggi Mingguan Sebelumnya 16280
Terendah Mingguan Sebelumnya 16036.5
Tertinggi Bulanan Sebelumnya 15934.8
Terendah Bulanan Sebelumnya 15396.05
Fibonacci Harian 38,2% 16225.9581
Fibonacci Harian 61,8% 16199.8919
Pivot Point Harian S1 16176.2833
Pivot Point Harian S2 16111.7667
Pivot Point Harian S3 16065.8333
Pivot Point Harian R1 16286.7333
Pivot Point Harian R2 16332.6667
Pivot Point Harian R3 16397.1833

 


 

Yen Jepang Tenggelam di Bawah 160,00 terhadap USD, Terendah sejak 1986

Yen Jepang (JPY) masih berada di bawah tekanan jual yang besar pada hari pertama minggu baru, mendorong pasangan USD/JPY di atas level psikologis 160,00 untuk pertama kalinya sejak Oktober 1986. Perbedaan besar dalam pandangan kebijakan Bank of Japan dan ekspektasi Federal Reserve yang hawkish terus melemahkan JPY di tengah likuiditas yang relatif tipis karena hari libur di pasar Jepang. Meskipun demikian, kondisi yang sangat jenuh beli dan kekhawatiran terhadap kemungkinan intervensi dari Jepang untuk meno
Mehr darüber lesen Previous

WTI Turun di Bawah $83,00 di Tengah Kekhawatiran Permintaan, Gangguan Pasokan Dikhawatirkan Batasi Penurunan

Mehr darüber lesen Next